Rabu, 05 Januari 2011

SISTEM REPRODUKSI

FISIOLOGI REPRODUKSI

Reproduksi adalah suatu proses biologis di mana individu organisme baru diproduksi. Reproduksi juga merupakan cara dasar mempertahankan diri yang dilakukan oleh semua bentuk kehidupan; setiap individu organisme ada sebagai hasil dari suatu proses reproduksi oleh pendahulunya. Reproduksi adalah suatu proses biologi, di mana individu organisme baru diproduksi. Reproduksi adalah cara dasar juga merupakan mempertahankan diri yang dilakukan oleh semua bentuk kehidupan; setiap individu organisme ada sebagai hasil dari suatu proses reproduksi oleh pendahulunya. Cara reproduksi secara umum dibagi menjadi dua jenis: aseksual dan seksual.
1. Repoduksi aseksual (vegetatif)
Adalah terbentuknya individu baru tanpa melakukan peleburan sel kelamin.Dalam reproduksi aseksual, suatu individu dapat melakukan reproduksi tanpa keterlibatan individu lain dari spesies yang sama. Pembelahan sel bakteri menjadi dua sel anak adalah contoh dari reproduksi aseksual. Walaupun demikian, reproduksi aseksual tidak dibatasi kepada organisme bersel satu. Kebanyakan tumbuhan juga memiliki kemampuan untuk melakukan reproduksi aseksual. Reproduksi vegetatif adalah cara reproduksi makhluk hidup secara aseksual (tanpa adanya peleburan sel kelamin jantan dan betina). Reproduksi vegetatif bisa terjadi secara alami maupun buatan. Perkembangbiakan dengan membelah diri biasanya terjadi pada hewan tingkat rendah,bersel satu/protoza, misalnya: amuba dan paramaecium. Pembelahan diri biner jika terjadi pembelahan individu menjadi 2 individu baru, dan disebut pembelahan diri multipel (perkembangbiakan dengan spora) jika pembelahan individu menjadi banyak individu, misalnya: plasmanium.
Reproduksi seksual membutuhkan keterlibatan dua individu, biasanya dari jenis kelamin yang berbeda. Reproduksi manusia normal adalah contoh umum reproduksi seksual. Secara umum, organisme yang lebih kompleks melakukan reproduksi secara seksual, sedangkan organisme yang lebih sederhana, biasanya satu sel, melakukan reproduksi secara aseksual.
2. Reproduksi seksual (generatif)
Umumnya melibatkan persatuan sel kelamin (gamet) dari 2 individu yang berbeda jenis kelamin. Reproduksi biologis atau reproduksi seksual dalah suatu proses biologis penggunaan seks secara rutin dimana individu organisme baru diproduksi. Reproduksi seksual membutuhkan keterlibatan dua individu, biasanya dari jenis kelamin yang berbeda. Reproduksi manusia normal adalah contoh umum reproduksi seksual. Secara umum, organisme yang lebih kompleks melakukan reproduksi secara seksual, sedangkan organisme yang lebih sederhana, biasanya satu sel, bereproduksi secara aseksual.
Pada reproduksi seksual/generatif terjadi persatuan dua macam gamet dari dua individu yang berbeda jenis kelaminnya, sehingga terjadi percampuran materi genetik yang memungkinkan terbentuknya individu baru dengan sifat baru.
 Organ Penghasil Gamet
Organ penghasil gamet terdiri dari;
1. Alat Reproduksi Pria
Alat reproduksi (kelamin) pada pria terdiri atas dua alat kelaminyaitu, alat kelamin luar dan alat kelamin dalam.
a. Alat Kelamin Dalam
Alat kelamin dalam pria terdiri atas testis, saluran kelamin, dan kelenjar kelamin
(1) Testis
Testis disebut juga gonad jantan. Testis adalah kelenjar kelamin jantan pada hewan dan manusia. Manusia (pria) mempunyai dua testis yang dibungkus dengan skrotum. Pada mamalia, testis terletak di luar tubuh, dihubungkan dengan tubulus spermatikus dan terletak di dalam skrotum. Ini sesuai dengan fakta bahwa proses spermatogenesis pada mamalia akan lebih efisien dengan suhu lebih rendah dari suhu tubuh (< 37 °C). Pada tubulus spermatikus terdapat otot kremaster yang apabila berkontraksi akan mengangkat testis mendekat ke tubuh. Bila suhu testis akan diturunkan, otot kremaster akan berelaksasi dan testis akan menjauhi tubuh. Fenomena ini dikenal dengan refleks kremaster. Alat ini jumlahnya sepasang, bentuknya bulat telur. Testis tersimpan didalam suatu kantong yang disebut skrontum. Kantung ini terletak diluar rongga perut. Fungsi testis adalah sebagai alat untuk memproduksi sel – sel sperma dan jiga memproduksi hormon kelamin jantan yang disebut testoteron. Didalam testis banyak terdapat pembuluh – pembuluh halus disebut tubulus seminferus.
(2) Saluran reproduksi (kelamin) pada pria
Sperma yang dihasilkan oleh testis akan keluar melalui saluran kelamin, yang terdiri atas berikut ini
Epiddimis
Epiddimis, yaitu saluran yang keluar dari testis. Mengapa absorpsi sperma hingga kental dan menyimpan sperma sementara (3 minggu). Saluran ini panjang dan berkelok – kelok didalam skrotum. Setiap testis mempunyai satu epiddimis.
Oleh sebab itu, epiddimis manusia berjumlah sepasang kanan dan kiri. Didalam epiddimis ini sperma disimpan untuk sementara waktu, dan disinilah sperma menjadi masak dan dapat bergerak menuju saluran berikutnya, yaitu vas defrens.
(a) Vas deferens
Vas defrens merupakan saluran lanjutan dari epididimis. aluran penghubung epididimis dengan uretra pada penis. Dibagian ujungnya terdapat saluran ejakulasi. Kalau epididimis merupakan saluran yang berkelok – kelok maka vas defrens merupakan saluran lurus dan mengarah keatas. Bagian ujungnya terdapat didalam kelenjar prostat. Menghasilkan cairan basa berwarna putih susu. Cairan ini berfungsi untuk menetralkan sifat asam pada saluran vasa eferentia dan cairan pada vagina sehingga sperma dapat bergerak dengan aktif.
Fungsi vas defrens ini adalah untuk jalannya (mengangkut) sperma dar epiddimis menuju kekantong sperma atau vesikula seminalis
(b) Saluran ejakulasi
Merupakan saluran pendek yang menghubungkan kantong semen dengan uretra. Saluran ini mempunyai keistemewaan, yaitu mampu menyemprotkan sperma tinggi masuk ke uretra dan selanjutnya mengalirkannya keluar.
(c) Uretra
Uretra adalah saluran yang terdapat didalam penis. Uretra merupakan saluran untuk mengeluarkan sperma dan urine. Uretra merupakan saluran akhir dari saluran reproduksi. Uretra terdapat, didalam penis.
Saluran ini mempunyai dua fungsi yaitu
(i) sebagai alat pengeluaran,
yaitu saluran untuk membuang urine keluar tubuh, serta
(ii) sebagai saluran kelamin,
yaitu sebagai saluran semen dari kantong mani.

(3) Kelenjar kelamin
Disamping testis (gonad) dan saluran kelamin, alat kelamin manusia juga dilengkapi kelenjar – kelenjar kelamin. Kelenjar ini bertugas memproduksi getah – getah kelamin. Kelenjar tersebut atas berikut ini,
(a) Vesikula seminialis
Sering disebut kantong mani atau kantong semen. Jumlahnya sepasang, tetapi terikat menjadi satu kantong. Dinding vesikula seminalis dapat menghasilkan getah berwarna kekuningan yang banyak mengandung zat makanan. Cairan inilah yang mencukupi kebutuhan makanan bagi sel – sel sperma. Merupakan kantong semen (mani) yang dindingnya menghasilkan cairanlendir yang mengandung fruktosa, asam askorbat dan asam amino sebagai makanan dan pelindung sperma sebelum membuahi ovum . Semen (mani) adalah cairan yang terdiri dari sperma dan cairan yang dihasilkan oleh beberapa kelenjar .
(b) Kelenjar prostat
Kelenjar ini menghasilkan getah yang dialirkan ke saluran sperma. Menghasilkan cairan basa berwarna putih susu. Cairan ini berfungsi untuk menetralkan sifat asam pada saluran vasa eferentia dan cairan pada vagina sehingga sperma dapat bergerak dengan aktif .
(c) Kelenjar bulboretra (Cowper)
Kelenjar ini menghasilkan getah yang dialirkan ke uretra. Getah yang dihasilkan berupa lendir. Penghasil cairan pelicin
Penis merupakan alat kelamin luar yang berfungsi untuk memasukan sperma kedalam tubuh wanita. Sistem reproduksi laki-laki berhubungan erat dengan sistek ekskresi urineria Testis menghasilkan jutaan sperma setiap hari mulai dari masa pubertas sampai meninggal dunia. Jika tidak dikeluarkan, sel-sel sperma akan mati dan diserap kembali oleh tubuh.
Sperma yang dihasilkan oleh testis, setelah bercampur dengan getah – getah dari kelenjar kelamin akan membentuk suatu komponen yang disebut semen. Pada saat terjadi perkawinan (kopulasi), semen inilah yang dipancarkan keluar melalui uretra.

b. Alat Kelamin Luar
Alat kelamin luar pria terdiri atas penis dan skrotum. Penis merupakan alat kelamin luar yang penting untuk kopulasi atau persetubuhan. Kopulasi adalah hubungan kelamin antara pria dan wanita yang bertujuan untuk memindahkan semen ke saluran kelamin wanita.
Didalam penis terdapat uretra, yaitu suatu saluran yang dikelilingi oleh jaringan erektil yang rongganya banyak dan banyak mengandung pembuluh darah. Apabila karena sesuatu hal, rongga ini terisi penuh oleh darah maka penis akan tegang dan mengembang, disebut ereksi.
Alat reproduksi pria mulai dapat berfungsi semenjak masa puber, yaitu lebih kurang usia 14 tahun sampai tua, selama manusia itu dalam keadaaan sehat.

2. Alat Reproduksi Wanita
Seperti halnya alat kelamin pria, alat kelamin wanita juga dapat dibedakan atas alat kelamin luar dan alat kelamin dalam
(a) Alat Kelamin Luar
Alat kelamin luar wanita terdiri atas vulva, labium, saluran urine, dan saluran kelamin
(1) Vulva
Vulva yaitu suatu celah paling luar dari alat kelamin wanita. Vulva: terdiri atas labium mayor (bibir besar) dan labium minor (bibir kecil). Celah ini dibatasi oleh sepasang bibir, yaitu bibir kiri dan kanan.
(2) Labium
Labium yaitu bibir yang membatasi vulva. Seluruh bibir yang membatasi vulva terdapat dua pasang, yaitu sepasang bibir besar yang terdapat disebelah luar dan sepasang bibir kecil yang terdapat disebelah dalam. Disebelah depan dari vulva terdapat tonjolan kecil yang disebut kelentif atau klitoris. Sejarah terjadinya kelentit ini adalah sama dengan perkembangan terjadinya penis pada seorang pria.
(3) Urine (Uretra)
Ke dalam vulva bermuara dua saluran, yaitu saluran urine (uretra) dan saluran kelamin atau vagina
(b) Alat Kelamin Dalam
Alat kelamin dalam wanita terdiri atas ovarium atau indung telur, saluran kelamin, dan vagina atau liang peranakan.
(1) Ovarium
Ovarium merupakan kelenjar kelamin yang memproduksi ovum (sel telur) dan menyekresi hormon estrogen dan progesteron. Umumnya ovarium seorang wanita berjumlah sepasang. Bentuknya seperti telur, terdapat didalam rongga badan, didaerah pinggang, dan disebelah kiri dan kanan tulang kemudi. Didalam ovarium terdapat kelenjar buntu penghasil hormon dan sel tubuh yang bertugas membentuk sel telur atau ovum. Sel tubuh penghasil sel telur ini disebut folikel.
Ovarium berfungsi mengeluarkan hormon steroid dan peptida seperti estrogen dan progesteron. Kedua hormon ini penting dalam proses pubertas wanita dan ciri-ciri seks sekunder. Estrogen dan progesteron berperan dalam persiapan dinding rahim untuk implantasi telur yang telah dibuahi. Selain itu juga berperan dalam memberikan sinyal kepada hipotalamus dan pituitari dalam mengatur sikuls menstruasi.
(2) Saluran kelamin
Saluran kelamin wanita, yaitu sebagai berikut :
(i) Saluran telur (tuba Fallopi)
Setelah sel telur diovulasikan, maka akan masuk ke tuba fallopi dan bergerak pelan menuju rahim. Jika dibuahi oleh sperma di (tuba fallopi), sel telur akan melakukan implantasi pada dinding uterus dan brkembang menjadi sebuah proses kehamilan. Jika pembuahan tidak terjadi di tuba fallopi, maka dapat terjadi kehamilan ektopik, di mana kehamilan tidak terjadi di rahim. Perkembangan janin pada kehamilan ektopik, dapat terjadi di tuba fallopi sendiri, bibir rahim, bahkan ovarium.
Saluran telur berjumlah sepasang, yaitu kanan dan kiri. Tuba fallopi berfungsi menyalurkan sel telur ke uterus (rahim) dengan gerakan peristaltik dan dibantu oleh gerakan silia pada dindingnya.Bagian pangkal dari saluran telur berbentuk corong, disebut infundibulum tuba. Pada infundibulum tuba ini, terdapat jumbai – jumbai yang sangat penting untuk menangkap sel – sel telur yang dilepaskan oleh sel folikel dalam ovarium. Setelah sel telur tertangkap oleh jumbai – jumbai maka sel telur masuk kedalam tuba fallopi. Pada daerah 1/3 bagian dari tuba inilah umumnya sel telur dibuahi oleh sel sperma. Hasil dari pembuahan adalah zigot. Selanjutnya zigot akan bergerak menuju rahim atau uterus. Gerkan ini terjadi akibat gerak silia atau bulu getar pada sel – sel dinding dalam tuba Fallopi, serta gerak peristaltic otot – otot dinding tuba.
Rahim atau uterus
Tuba Fallopi kanan dan kiri akhirnya bertemu menjadi satu. Tempat berkembangnya embrio. Selama kehamilan volume uterus mampu mengembang hingga 500 kali. Pertemuan dua tuba ini membentuk rongga tempat pertumbuhan embrio, disebut rahim atau kandung peranakan.Rahim manusia mempunyai sebuah ruangan, berbentuk seperti buah pir bagian bawahnya mengecil disebut leher rahim. Rahim tipe ini disebut tipe simppleks. Dinding rahim terdiri atas beberapa lapisan jaringan, yaitu beberapa lapis otot polos dan lapisan yang membatasi rongga rahim yang disebutt ondometrium. Lapisan endometrium, tersusun atas sel – sel epitel. Lapisan endometrium sering juga disebut selaput dinding rahim. Lapisan endometrium banyak menghasilkan lendir dan banyak mengandung pembuluh darah. Perubahan ketebalan dinding rahim dapat terjadi karena beberapa faktor
1. Menjelang ovulasi akan menebal karena pengaruh hormon estrogen
2. Setelah ovulasi akan makin tebal karena pengaruh hormon progesterone
3. Pada waktu menstruasi, dinding rahim tipis kembali karena mengelupasnya endometrium. Setelah menstruasi, dinding dibentuk kembali dan peristiwa inilah yang disebut siklus menstruasi.
(ii) Vagina
Vagina merupakan saluran akhir dari saluran kelamin dalam wanita. Vagina ini terdapat didalam vulva dan merupakan alat kopulasi bagi wanita. Dinding vagina mempunyai banyak lipatan – lipatan, serta mempunyai selaput lendir yang banyak mengandung kelenjar. Adanya lipatan dan kelenjar pada dinding vagina ini sangat penting, sebab mempermudah wanita pada saat melahirkan bayi sehingga vagina tidak robek.

 Fisiologi Reproduksi Jantan

- Pembentukan Sperma (spermatogenesis)

Terjadi di dalam testis. Spermatogonium bersifat diploid dan selalu membelah diri secara metosis sehingga berjumlah banyak. Sebagian spermatogonium membesar menjadi spermatosit primer. Spermatosit primer terus membelah diri secara meiosis membentuk spermatosis sekunder. Spermatosit sekunder membelah diri kembali secara meiosis menjadi spermatid. Spermatid berdiferensiasi menjadi sperma. Tiap-tiap sperma memiliki jumlah kromosom setengah dari jumlah kromosom spermatogonium . Spermatogonium berkembang menjadi sel spermatosit primer. Sel spermatosit primer bermiosis menghasilkan spermatosit sekunder, spermatosit sekunder membelah lagi menghasilkan spermatid, spermatid berdiferensiasi menjadi spermatozoa masak. Bila spermatogenesis sudah selesai, maka ABP testosteron (Androgen Binding Protein Testosteron) tidak diperlukan lagi, sel sertoli akan menghasilkan hormon inhibin untuk memberi umpan balik kepada hipofisis agar menghentikan sekresi FSH dan LH. Spermatozoa akan keluar melalui uretra bersama-sama dengan cairan yang dihasilkan oleh kelenjar vesikula seminalis, kelenjar prostat dan kelenjar cowper. Spermatozoa bersama cairan dari kelenjar-kelenjar tersebut dikenal sebagai semen atau air mani. Pada waktu ejakulasi, seorang laki-laki dapat mengeluarkan 300 - 400 juta sel spermatozoa.

 Fisiologi Reproduksi Betina

- Pembentukan Ovum (oogenesis)
Di dalam ovarium janin sudah terkandung sel pemula atau oogonium. Oogonium akan berkembang menjadi oosit primer. Saat bayi dilahirkan oosit primer dalam fase profase pada pembelahan meiosis. Oosit primer kemudian mengalami masa istirahat hingga masa pubertas. Pada masa pubertas terjadilah oogenesis. Oosit primer membelah secara meiosis, menghasilkan 2 sel yang berbeda ukurannya. Sel yang lebih kecil, yaitu badan polar pertama membelah lebih lambat, membentuk 2 badan polar. Sel yang lebih besar yaitu oosit sekunder, melakukan pembelahan meiosis kedua yang menghasilkan ovum tunggal dan badan polar kedua. Ovum berukuran lebih besar dari badan polar kedua.

- Pengaruh Hormon dalam Oogenesis
Kelenjar hipofisis menghasilkan hormon FSH yang merangsang pertumbuhan sel-sel folikel di sekeliling ovum. Ovum yang matang diselubungi oleh sel-sel folikel yang disebut Folikel Graaf, Folikel Graaf menghasilkan hormon estrogen. Hormon estrogen merangsang kelenjar hipofisis untuk mensekresikan hormon LH, hormon LH merangsang terjadinya ovulasi. Selanjutnya folikel yang sudah kosong dirangsang oleh LH untuk menjadi badan kuning atau korpus luteum. Korpus luteum kemudian menghasilkan hormon progresteron yang berfungsi menghambat sekresi DSH dan LH. Kemudian korpus luteum mengecil dan hilang, sehingga aklurnya tidak membentuk progesteron lagi, akibatnya FSH mulai terbentuk kembali, proses oogenesis mulai kembali.

- Siklus Menstruasi
Siklus menstruasi adalah suatu daur pada ovarium yang menghasilkan perubahan tidak hanya pada uterus, tetapi juga pada tubuh wanita secara keseluruhan.
Tujuan siklus ini adalah untuk melepaskan ovum sbg persiapan fertilisasi, untuk mempersiapkan uterus, dan mempersiapkan seluruh tubuh wanita untuk menerima dan mengembangkan hasil fertilisasi.
- Fase siklus menstruasi
o Fase Regenerasi
Fase regenerasi terjadi pada beberapa hari pertama siklus. Hipofisis anterior melepaskan hormon FSH yang menyebabkan pematangan folikel Graaf. Kadar hormon estrogen dan progesteron naik, sehingga memacu prtumbuhan endometrium baru. Folikel yang matang akan muncul di permukaan ovarium.
o Fase Ovulasi
Dengan naiknya kadar estrogen, hopofisis anterior melepaskan LH sehingga kadar FSH dan LH pada pertengahan siklus menjadi naik. Folikel Graaf kemudian pecah dan terjadilah ovulasi. Akibat terjadinya ovulasi kadar hormon estrogen turun.

o Fase Sekretoris
Folikel Graaf yang telah pecah dikenal sebagai corpus luteum. Corpus luteum menghasilkan progesteron dalam jumlah yang makin meningkat. Hal ini merangsang uterus untuk mempersiapkan diri menerima ovum yang telah dibuahi. Endometrium menjadi lebih tebal dan lebih berongga
o Fase Menstruasi
Apabila ovum tidak mengalami fertilisasi, maka ovum akan mati dalam waktu 12 – 24 jam. Hipofisis kan secara perlahan mengurangi sekresi hormon LH setelah 14-15 hari. Persiapan kehamilan berhenti, dan endometrium dilepaskan bersama darah menstruasi. Karena LH ditarik, maka hipofisis anterior mulai lagi mengeluarkan hormon FSH sehingga fase baru dimulai lagi.

 Faktor – faktor pengendali proses reproduksi:
Pengendali khusus: foto periodic, kondisi lingkungan makanan, rangsang social sedangkan pengendali umum yaitu hormon.
Musim kelamin: suatu musim dalam suatu tahun dimana hewan menampakkan aktivitas perkawinan.
 Kelompok Hewan Berdasarkan jarak antara musim kelamin:
- Monoestrus:
Golongan hewan yang menunjukkan gejala berahi satu kali dalam setahun, contoh: kucing, anjing, singa, dan mamalia liar
- Poliestrus:
Golongan hewan yang menunjukkan gejala berahi beberapa kali dalam setahun, contoh: sapi, kerbau, domba.
- Poliestrus bermusim:
Golongan hewan yang menunjukkan gejala berahi beberapa kali dalam suatu musim kelamin, contoh: hewan-hewan di daerah kutub dan subtropik.
 Fase-Fase Gejala Berahi
- Proestrus
Biasanya waktunya pendek, perubahan-perubahan tingkah laku dan alat kelamin bagian luar (peningkatan peredaran darah), namun masih menolak hewan jantan
- Estrus
Hewan betina memperlihatkan mau menerima hewan jantan untuk kopulasi. Apabila menolak, hewan betina masih dalam proestrus atau fase estrus telah lewat
- Metestrus
setelah estrus selesai dan umumnya memperlihatkan penolakan terhadap hewan jantan untuk berkopulasi
- Diestrus
Tidak adanya kebuntingan, tidak adanya aktivitas kelamin dan hewan menjadi tenang

 Pembuahan Atau Fertilisasi
Adalah proses bersatunya spermatozoa dan ovum. pembuahan terjadi di pars ampullaris tuba uterina, terjadi setelah coitus (bersetubuh), orgasmus, ejakulasi. Pembuahan atau fertilisasi (singami) adalah peleburan dua gamet yang dapat berupa nukleus atau sel-sel bernukleus untuk membentuk sel tunggal (zigot) atau peleburan nukleus. Biasanya melibatkan penggabungan sitoplasma (plasmogami) dan penyatuan bahan nukleus (kariogami). Dengan meiosis, zigot itu membentuk ciri fundamental dari kebanyakan siklus seksual eukariota, dan pada dasarnya gamet-gamet yang melebur adalah haploid. Bilamana keduanya motil seperti pada tumbuhan, maka fertilisasi itu disebut isogami, bilamana berbeda dalam ukuran tetapi serupa dalam bentuk maka disebut anisogami, bila satu tidak motil (dan biasanya lebih besar) dinamakan oogami. Hal ini merupakan cara khas pada beberapa tumbuhan, hewan, dan sebagian besar jamur. Pada sebagian gimnofita dan semua antofita, gametnya tidak berflagel, dan polen tube terlibat dalam proses fertilisasi.
Pembuahan adalah proses peleburan antara satu sel sperma dan satu sel ovum yang sudah matang. Proses pembuahan ini terjadi di bagian saluran Fallopii yang paling lebar. Sebelum terjadi poses pembuahan, terjadi beberapa proses sebagai berikut.
Ovum yang telah masuk akan keluar dari ovarium. Proses tersebut dinamakan ovulasi. Ovum yang telah masak tersebutakan masuk ke saluran Fallopii. Jutaan sperma harus berjalan dari vagina menuju uterus dan masuk ke saluran Fallopii. Dalam perjalanan itu, kebanyakan sperma dihancurkan oleh mukus (lendir) asa di dalam uterus dan saluran Fallopii. Di antara beberapa sel sperma yang bertahan hidup, hanya satu yang masuk menembus membran ovum. Setelah terjadi pembuahan, membran ovum segera mengeras untuk mencegah sel sperma lain masuk.
Hasil pembuahan adalah zigot. Kemudian mengalami pertumbuhan dan perkembangan sebagai berikut:
1. Zigot membelah menjadi 2 sel, 4 sel, dan seterusnya.
2. Dalam waktu bersamaan lapisan dinding dalam uterus menjadi tebal seperti spons, penuh dengan pembuluh darah, dan siap menerima zigot.
3. Karena kontraksi oto dan gerak silia diding saluran Fallopii, zigot menuju ke uterus dan menempel di dinding uterus untuk tumbuh dan berkembang.
4. Terbentuk plsenta dan tali pusat yang merupakan penghubung antara embrio dan jaringan ibunya. Fungsi plasenta dan tali pusat adalah mengalirkan oksigen dan zat-zat makanan dari ibu ke embrio, serta menglirkan sisa-sisa metabolisme dari embrio ke peredana darah ibunya.
5. Embrio dikelilingi cairan amnion yang berfungsi melindungi embrio dari bahaya benturan yang mungkin terjadi.
6. Embrio berusaha empat minggu sudah menunjukkan adanya pertumbuhan mata, tangan, dan kaki.
7. Setelah berusia enam minggu, embrio sudah berukuran 1,5 cm. Otak, mata, telinga, dan jantung sudah berkembang. Tangan dan kaki, serta jari-jarinya mulai terbentuk.
8. Setelah berusia delapan minggu, embrio sudah tampak sebagai manusia dengan organ-organ tubuh lengkap. Kaki, tangan, serta jari-jariny telah berkembang. Mulai tahap ini sampai lhir, embrio disebut fetus (janin).
9. Setelah mencapai usia kehamilan kira-kira sembilan bulan sepuluh hari, bayi siap dilahirkan.
Jika ovum yang sudah masak tidak dibuahi oleh sperma, jaringan penyusun dinding rahim yang telah menebal dan mengandung banyak pembuluh darah akan rusak dan luruh/runtuh. Bersama-sama dengan ovum yang tidak dibuahi, jaringan tersebut dikeluarkan dari tubuh lewat vagina dalam proses yang disebut menstruasi (haid).
 Peristiwa Fertilisasi
Peristiwa fertilisasi terjadi di saat spermatozoa membuahi ovum di tuba fallopii, terjadilah zigot, zigot membelah secara mitosis menjadi dua, empat, delapan, enam belas dan seterusnya. Pada saat 32 sel disebut morula, di dalam morula terdapat rongga yang disebut blastosoel yang berisi cairan yang dikeluokan oleh tuba fallopii, bentuk ini kemudian disebut blastosit. Lapisan terluar blastosit disebut trofoblas merupakan dinding blastosit yang berfungsi untuk menyerap makanan dan merupakan calon tembuni atau ari-ari (plasenta), sedangkan masa di dalamnya disebut simpul embrio (embrionik knot) merupakan calon janin. Blastosit ini bergerak menuju uterus untuk mengadakan implantasi (perlekatan dengan dinding uterus).
Pada hari ke-4 atau ke-5 sesudah ovulasi, blastosit sampai di rongga uterus, hormon progesteron merangsang pertumbuhan uterus, dindingnya tebal, lunak, banyak mengandung pembuluh darah, serta mengeluarkan sekret seperti air susu (uterin milk) sebagai makanan embrio.
Enam hari setelah fertilisasi, trofoblas menempel pada dinding uterus (melakukan implantasi) dan melepaskan hormon korionik gonadotropin. Hormon ini melindungi kehamilan dengan cara menstrimulasi produksi hormon estrogen dan progesteron sehingga mencegah terjadinya menstruasi. Trofoblas kemudian menebal beberapa lapis, permukaannya berjonjot dengan tujuan memperluas daerah penyerapan makanan. Embrio telah kuat menempel setelah hari ke-12 dari fertilisasi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar